Loading...
Edukaislam - Ketika Nabi Adam menyampaikan wahyu Allah dan memutuskan pernikahan anak-anaknya, seketika itu Qabil menolak. Ia tidak menerima keputusan ayahnya, karena calon istrinya tidak secantik calon istri saudaranya. Qabil iri terhadap saudaranya. Dia berharap agar saudari kembarnya yang akan menjadi istrinya.
Nabi Adam sebagai seorang ayah didera kebingungan. Dirinya terbelah dalam dua pilihan yang serba sulit. Antara cinta kepada kedua putranya, dan antara keberlangsungan persaudaraan serta keselamatan keduanya. Sampai akhirnya Allah swt memberikan jalan keluar kepada Adam, yaitu agar kedua putranya mempersembahkan qurban kepada Allah swt. Mana di antara keduanya yang diterima qurbannya, berarti dialah yang berhak mendapatkan keinginannnya. Habil mengurbankan unta, sedangkan Qabil mengurbankan gandum. Keduanya mengharapkan bahwa dirinyalah yang mendapatkan bagian yang lebih baik.
Habil telah menunaikan bagiannya dan benar dalam prosesnya, yaitu menerima keputusan ayahnya dan ikhlas dalam menjalankan qurbannya, oleh karena itu qurbannya diterima. Sedangkan qurban saudaranya ditolak, karena ia masih belum menerima keputusan ayahnya, dan tidak mengikhlaskan niat dalam pengurbanannya.
Kisah inilah yang mendasari pertama kalinya qurban di syariatkan kepada anak cucu Adam. Dalam pelaksanaan Ibadah Qurban manusia diharapkan untuk mencapai derajat ikhlas.
Adapun Keutamaan Orang Berqurban dirincikan sebagai berikut :
1. Berqurban adalah Identitas Keislaman Sejati
Ibadah qurban menjadi bentuk ketaqwaan kita terhadap Allah SWT karena perintah berkurban telah termaktub dalam Al-quran. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah pun menjelaskan hal tersebut.
2. Pahala Berqurban Lebih Baik Dari Sedekah Senilai Hewan Qurban
Ibnu Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamuttu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai lipat ganda, tentu tidak bisa menyamai udhiyah. (Shahih Fiqh Sunnah 2 : 379).
3. Menguatkan Solidaritas Sesama Muslim
Berqurban dilakukan oleh orang yang mampu dan akan dinikmati oleh orang yang kurang mampu. Dengan berqurban, seseorang dapat memupuk rasa kepedulian terhadap sesama, dan akan terjalin pula sikap solidaritas yang kuat di antara pemberi dan penerima qurban.
4. Meneladani Kesabaran dan Kecintaan keluarga Nabi Ibrahim As
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash-Shaffat: 102)
5. Mensucikan dan Membersihkan Rezeki
Rezeki yang telah kita peroleh tidaklah mutlak untuk diri kita sendiri, di sebagian harta kita, ada hak orang lain yang membutuhkan. Allah menganjurkan kita untuk bersedekah dan mengingat sesama. Qurban juga merupakan bentuk sedekah dalam arti yang lebih luas, karena dengan berqurban, orang lain pun dapat merasakan kebahagiaan atas apa yang telah kita dermakan.
Kecantikan menjadi sebab perpecahan di antara dua bersaudara. Namun Habil tetap mengingatkan saudaranya untuk mentaati ayahnya dan menerima takdirnya.
Nabi Adam sebagai seorang ayah didera kebingungan. Dirinya terbelah dalam dua pilihan yang serba sulit. Antara cinta kepada kedua putranya, dan antara keberlangsungan persaudaraan serta keselamatan keduanya. Sampai akhirnya Allah swt memberikan jalan keluar kepada Adam, yaitu agar kedua putranya mempersembahkan qurban kepada Allah swt. Mana di antara keduanya yang diterima qurbannya, berarti dialah yang berhak mendapatkan keinginannnya. Habil mengurbankan unta, sedangkan Qabil mengurbankan gandum. Keduanya mengharapkan bahwa dirinyalah yang mendapatkan bagian yang lebih baik.
Habil telah menunaikan bagiannya dan benar dalam prosesnya, yaitu menerima keputusan ayahnya dan ikhlas dalam menjalankan qurbannya, oleh karena itu qurbannya diterima. Sedangkan qurban saudaranya ditolak, karena ia masih belum menerima keputusan ayahnya, dan tidak mengikhlaskan niat dalam pengurbanannya.
Kisah inilah yang mendasari pertama kalinya qurban di syariatkan kepada anak cucu Adam. Dalam pelaksanaan Ibadah Qurban manusia diharapkan untuk mencapai derajat ikhlas.
Adapun Keutamaan Orang Berqurban dirincikan sebagai berikut :
1. Berqurban adalah Identitas Keislaman Sejati
Ibadah qurban menjadi bentuk ketaqwaan kita terhadap Allah SWT karena perintah berkurban telah termaktub dalam Al-quran. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah pun menjelaskan hal tersebut.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka jangan sekali-kali mendekati tempat sholat kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
2. Pahala Berqurban Lebih Baik Dari Sedekah Senilai Hewan Qurban
Ibnu Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamuttu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai lipat ganda, tentu tidak bisa menyamai udhiyah. (Shahih Fiqh Sunnah 2 : 379).
3. Menguatkan Solidaritas Sesama Muslim
Berqurban dilakukan oleh orang yang mampu dan akan dinikmati oleh orang yang kurang mampu. Dengan berqurban, seseorang dapat memupuk rasa kepedulian terhadap sesama, dan akan terjalin pula sikap solidaritas yang kuat di antara pemberi dan penerima qurban.
4. Meneladani Kesabaran dan Kecintaan keluarga Nabi Ibrahim As
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash-Shaffat: 102)
5. Mensucikan dan Membersihkan Rezeki
Rezeki yang telah kita peroleh tidaklah mutlak untuk diri kita sendiri, di sebagian harta kita, ada hak orang lain yang membutuhkan. Allah menganjurkan kita untuk bersedekah dan mengingat sesama. Qurban juga merupakan bentuk sedekah dalam arti yang lebih luas, karena dengan berqurban, orang lain pun dapat merasakan kebahagiaan atas apa yang telah kita dermakan.
Loading...