Loading...
Edukaislam - Memasuki tahun-tahun demokrasi di negara Indonesia tercinta, menimbulkan permasalahan tersendiri bagi umat. Adalah tantangan tersendiri bagi umat bagaimana merealisasikan pemahaman keagamaan hingga menyentuh semua lini kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Sahabat Edukaislam, Lalu bagaimana kaidah memilih pemimpin yang sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya atau menurut Al Qur'an dan Hadits?
Dalam Al Qur'an dijelaskan banyak dalil yang mengajarkan kepada kaum muslimin tentang tata cara memilih pemimpin. Setidaknya ada 5 dalil yang menjadi rujukan untuk kita semua tentang kaidah dalam memilih pemimpin :
Pertama, dalam Surah Al Imran : 28
Kedua, Dalam Surah An Nisa : 144
Ketiga, Dalam Surah Al Ma'idah : 57
Keempat, Dalam Surah At Taubah : 23
Lima, Dalam Surah Al Mujadalah : 22
Enam, Dalam Surah An Nisa : 138 - 139
Dalam beberapa dalil yang dijelaskan tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Larangan mennjadikan orang kafir atau non-muslim sebagai pemimpin
2. Barangsiapa yang memilih pemimpin dari golangan non-muslim atau munafik, maka lepaslah pertolongan Allah kepada kaum tersebut.
3. Tidak munkin seorang penduduk akhirat saling berkasih sayang terhadap orang-orang yang menentang perintah Allah dan Rasul-Nya.
4. Kebiasaan Kaum munafik mengambil pemimpin dari kaum munafik dan kaum kafir.
Sahabat Edukaislam, Lalu bagaimana kaidah memilih pemimpin yang sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya atau menurut Al Qur'an dan Hadits?
Dalam Al Qur'an dijelaskan banyak dalil yang mengajarkan kepada kaum muslimin tentang tata cara memilih pemimpin. Setidaknya ada 5 dalil yang menjadi rujukan untuk kita semua tentang kaidah dalam memilih pemimpin :
Pertama, dalam Surah Al Imran : 28
لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُوْنِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin, teman setia, pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali.” (QS: Ali Imran [3]: 28)
Kedua, Dalam Surah An Nisa : 144
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُّبِيناً
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS: An Nisa’ [4]: 144)
Ketiga, Dalam Surah Al Ma'idah : 57
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَكُمْ هُزُواً وَلَعِباً مِّنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) sebagai WALI (pemimpinmu). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS: Al-Ma’idah [5]: 57)
Keempat, Dalam Surah At Taubah : 23
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ آبَاءكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاء إَنِ اسْتَحَبُّواْ الْكُفْرَ عَلَى الإِيمَانِ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara- saudaramu menjadi WALI (pemimpin/pelindung) jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka WALI, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS: At-Taubah [9]: 23)
Lima, Dalam Surah Al Mujadalah : 22
لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, sekali pun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada - Nya. Dan dimasukan-nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-nya. mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS: Al Mujaadalah [58] : 22)
Enam, Dalam Surah An Nisa : 138 - 139
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ العِزَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً
“Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin/teman penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS: An-Nisa’ [4]: 138 - 139)
Dalam beberapa dalil yang dijelaskan tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Larangan mennjadikan orang kafir atau non-muslim sebagai pemimpin
2. Barangsiapa yang memilih pemimpin dari golangan non-muslim atau munafik, maka lepaslah pertolongan Allah kepada kaum tersebut.
3. Tidak munkin seorang penduduk akhirat saling berkasih sayang terhadap orang-orang yang menentang perintah Allah dan Rasul-Nya.
4. Kebiasaan Kaum munafik mengambil pemimpin dari kaum munafik dan kaum kafir.
Loading...