Loading...
Edukaislam - Abu Alim al- Husain bin Abdulah bin Sina. Lahir pada tahun 370 H/980 M di Bukhara. Bapaknya adalah wali kota Saman. Ia sangat memperhatikan pendidikan anaknya, sehingga sebelum umur 10 tahun, Ibn Sina telah menguasai al-qur’an dan sastra. Hal ini membangkitkan kekaguman yang luar biasa terhadapnya. Kemudian Ibn Sina di bimbing oleh filosof yang bernama Abbdillah An-Natali yang mengajarinya logika. Ketika mulai tertarik pada ilmu kedokteran, Ibn Sina belajar pada Isa bin Yahya. Kemudian ia menekuni ilmu syariat dan geometri.
Hmm sahabat pasti bangga, dalam sejarah pemikir islam Ibn Sina dikenal sebagai intelektual, dokter dan filsafat islam termasyhur. Di barat dkenal dengan nama Avicenna. Sejak kecil Ibn Sina belajar menghafal al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama. Kemudian mempelajari matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, hukum islam, teologi, kedokteran, dan metafisika. Dengan demikian ia menguasai bermacam-macam ilmu pengetahuan. Profesinya dibidang kedokteran di mulai sejak umur 17 tahun. Kepopulerannya sebagai dokter bermula ketika ia berhasil menyembuhkan Nuh bin Mansur (976-997) salah seorang penguasa dinasti Samaniah.
Sahabat edukaislam, Sejak saat itu Ibn Sina mendapat sambutan yang baik sekali dan dapat pula mengunjungi perpustakaannya yang penuh dengan buku-buku yang sukar di dapat dan kemudian dibacanya dengan penuh keasyikan. Karena sesuatu, perpustakaan itu terbakar maka tuduhan orang ditimpakan kepadanya bahwa ia sengaja membakarnya agar orang lain tidak lagi bisa mengambil manfaat dari perpustakaan itu.
Pada usia 20 tahun ayah Ibn Sina meninggal dunia, kemudian ia meninggalkan Bukhara untuk menuju Jurjan dan dari sini ia pergi ke Khawarazn. Di Jurjan ia mengajar dan mengarang tetapi tidak lama tinggal di sini, karena kekacauan politik. Sesudah itu ia berpindah-pindah dari negeri satu ke negeri yang lain, dan akhirnya sampai di Hamadzan. Oleh penguasa negeri ini yaitu Syamsuddaulah ia di angkat menjadi menterinya beberapa kali sesudah ia dapat mengobati penyakit yang dideritanya meskipun pada masa tersebut ia pernah dipenjarakan.
Hidup Ibn Sina penuh dengan kesibukan bekerja dan mengarang, penuh pula dengan kesenangan dan kepahitan hidup, dan boleh jadi ini telah mengakibatkan ia tertimpa penyakit yang tidak bisa diobati lagi. Pada tahun 428 H/1037 M. ia meninggal dunia di Hamadzan pada usia 58 tahun.
Nama kebesaran Ibn Sina terlihat dari beberapa gelar yang diberikan orang kepadanya. Seperti Asy-Syaikh al-Ra’is (Guru para Raja) dibidang filsafat dan Pangeran para Dokter di bidang kedokteran. Dia banyak meninggalkan karya tulis, semuanya tidak kurang dari 200 buah, termasuk buku saku dan surat-suratnya, kebanyakan berbahasa Arab, selainnya berbahasa Persia.
Cat. Kaki
DR. Ismail Asy-Syarafa, Ensiklopedi Filsafat: (Cet. 1; Jakarta Timur: Khalifa Pustaka Al-Kautsar Grup, 2005), h. 10
Ensiklopedi Islam, PT. Lehtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1994, h. 167
Drs. Sudarso, SH. Filsafat Islam (Cet. 1; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 40
Loading...