Loading...
Edukaislam.com - Kata hadis berasal dari bahasa Arab “al-hadits” yang berarti baru, berita. Ditinjau dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya :
- a. Al-jadid (yang baru), lawan dari al-qadim (yang lama).
- b. Qarib (dekat), yang belum lama terjadi seperti perkataan haditsul ahdi bil islam (orang yang baru memeluk agama Islam), lawan dari jauh (ba’id).
- c. Warta atau berita (khabar), yakni ma yatahaddatsu bihi wa yunqalu (sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain)
Menurut ahli hadis, pengertian hadis ialah segala sesuatu yang diberikan dari Nabi Muhammad SAW baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi. Yang dimaksud dengan “hal ihwal” ialah segala yang diriwayatkan dari kebiasaan-kebiasaannya.
Ada juga yang memberikan pengertian lain, yaitu hadits sebagai sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau.
Sebagian muhadditsin berpendapat bahwa pengertian hadis di atas merupakan pengertian yang sempit. Menurut mereka, apa yang dikatakan hadits itu bukan hanya yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, namun yang berasal dari sahabat dan tabi’in disebut juga hadis. Sebagai buktinya, telah dikenal adanya istilah hadits marfu’, yaitu hadis yang di nisbahkan kepada Nabi SAW, hadits mauquf, yaitu hadis yang dinisbahkan pada sahabat dan hadis maqtu’ yaitu hadis yang dinisbahkan kepada tabi’in.
Sebagaimana disebutkan oleh Muhammad Mahfuzh Al-Tirmizi bahwasanya hadis itu bukan hanya untuk sesuatu yang marfu’ yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, melainkan bisa juga untuk sesuatu yang mauquf, yang disandarkan kepada sahabat dan yang maqtu yaitu yang disandarkan kepada tabi’in.
Sementara para ulama ushul memberikan pengertian hadis ialah segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan taqrirnya yang berkaitan dengan hukum syara’ dan ketetapannya.
Berdasarkan pengertian hadits menurut ahli ushul ini jelas bahwa hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum atau ketentuan-ketentuan Allah yang disyariatkan kepada manusia. Yang dikatakan hadits adalah sesuatu yang berkaitan dengan misi dan ajaran Allah yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah.
Referensi :
Mohammad Gufran dan rahmawati, UlumulHadits: Praktis dan Mudah Yogyakarta: Penerbit Teras, 2013.
Mudasir, Ilmu Hadis, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992
Nur kholis, Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits, Teras: Yogyakarta, 2008
Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadits, cet. III Medan: Citapustaka Media Perintis, 2011
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits, Jakarta Timur; Pustaka Al-Kautsar, 2005
Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadis, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
Referensi :
Mohammad Gufran dan rahmawati, UlumulHadits: Praktis dan Mudah Yogyakarta: Penerbit Teras, 2013.
Mudasir, Ilmu Hadis, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992
Nur kholis, Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits, Teras: Yogyakarta, 2008
Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadits, cet. III Medan: Citapustaka Media Perintis, 2011
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits, Jakarta Timur; Pustaka Al-Kautsar, 2005
Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadis, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
Loading...